DSDP, bersih itu mahal

Selasa, 19 Mei 2009 ·

DSDP, bersih itu mahal!

Denpasar Sewerage Development Project (DSDP) adalah proyek pembangunan jaringan limbah cair untuk kota Denpasar. Studi kelayakan proyek ini mulai dibuat sejak tahun 1993, Detail Engineering Design mulai dibuat tahun 1997 dan masa konstruksi (Phase I) mulai tahun 2003 dan rampung tahun 2008. Wilayah yang sudah dikerjakan adalah Kota Denpasar, Sanur dan Kuta (Seminyak dan Legian). Sedangkan untuk wilayah kelurahan Kuta belum dilaksanakan karena penolakan sebagian besar masyarakat.

Sistem yang dipakai DSDP adalah system gravitasi. Untuk wilayah dalam kota Denpasar, full system gravitasi. Sedangkan untuk Sanur dan Kuta, karena kontur yang tidak memungkinkan dibuatkan rumah pompa (Pumping Station) masing-masing di Jalan Danau Tempe untuk wilayah Sanur dan di Br. Abianbase untuk wilayah Kuta. Pumping Station dibuat untuk menaikkan elevasi pipa karena pada titik-titik tersebut galian pipa sudah mencapai kedalaman 7 meter. Di wilayah Sanur, lagi-lagi karena kontur tanah, dibeberapa tempat dibuatkan Wet Pit Pumping Station untuk menaikkan elevasi pipa. Untuk lokasi dimana pipa harus melintasi sungai, dipakai metode siphon apabila elevasi dasar sungai lebih rendah daripada elevasi dasar pipa.

Biaya yang sudah dihabiskan untuk membangun jaringan DSDP Phase I sudah ratusan miliar ( mungkin lebih setengah triliun? ). Konsultan yang mendesain dan melakukan supervisi sudah pasti dari negara yang memberi kita pinjaman (baca: hutang), yaitu Pacific Consultan International (PCI) konsorsium dengan konsultan lokal Indonesia. Kontraktor yang mengerjakan fisiknya juga konsorsium perusahaan BUMN dan perusahaan Jepang khusus untuk nilai kontrak di atas 100 miliar (International Competitive Bidding), sedangkan untuk nilai kontrak dibawah 100 miliar sebagian besar dikerjakan oleh BUMN.

Biaya konstruksi yang mahal dan biaya operasional serta maintenance yang mahal adalah wajar untuk mendapatkan lingkungan yang bersih dan sehat. Kalau upaya penyehatan lingkungan tidak dimulai dari sekarang, biaya konstruksi akan semakin membengkak akibat semakin padatnya wilayah. Kerugian akan jauh lebih besar apabila lingkungan kita tidak sehat, pariwisata yang kita andalkan akan lesu darah akibat tamu-tamu sudah pasti akan menjauhi wilayah yang tidak sehat. Pemerintah tidak boleh mundur, harus jalan terus untuk melanjutkan pembangunan jaringan air limbah phase kedua. Biarkan orang mencibir “DSDP berbiaya mahal tapi tidak maksimal”. Hasil dari kerja keras pemerintah akan kelihatan beberapa tahun kemudian. Pihak legislatif juga harus mendukung penuh, dengan cara membuat anggaran yang cukup agar operational dan maintenance DSDP berjalan dengan baik. Pemerintah harus mensubsidi biaya operational dan maintenance tersebut, karena tidak mungkin badan yang mengelola DSDP hidup dari pungutan konsumen. Lebih baik biaya kunjungan pejabat dan dewan keluar negeri dihilangkan untuk selanjutnya dipakai mensubsidi biaya operasional dan maintenance DSDP. Itu jauh lebih bermanfaat.
Bersambung………….

0 komentar: